اهلا و سهلا بكم

Assalamu'alaikum,,,hi sobat selamat datang di blog sederhana ini. Dalam blog ini aku akan post beberapa artikel dan makalah-makalah ataupun cerpen yang aku harapkan insya Allah bisa memberi manfaat untuk kita semua...Salam perubahan kepada yang lebih baik!!!

Selasa, 21 Februari 2012

Udah Ngga Zamannya Kali...


Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh,,,sebenarnya mungkin terlalu cepat jika saya harus blogging lagi, karena rasanya baru beberpa hari kemaren saya posting tulisan ke Blog ini. Namun apa yang saya lihat, saya baca, menarik perhatian saya untuk menulis ini.
Akhir-akhir ini saya sering dihadapkan pada sebuah peristiwa, ada ulama yang menuai kembali bumbu perselisihan umat Islam, antara ASWAJA (Ahlu Sunnah Wal Jama’ah) dan Kaum Muhammadiyyien. Mohon maaf jika saya menyebutkan secara gamblang (bahasa pak SBY kata guru Bakrie) kedua golongan tersebut di sini. Berikut artikelnya:
Perdebatan karena perbedaan pendapat dari dua kubu, yakni ASWAJA dan Kaum Muhammadiyyien di Indonesia memang sudah sangat lama sekali terjadi. Dalam mengemukakan argumen mereka saling melemparkan dalil-dalil yang dianggap sebagai pembenar atas apa yang mereka yakini. Baik itu dalil al-Qur'an dan hadis Nabi Saw. atau pun pendapat dari ulama-ulama terdahulu.
Yang membuat saya tertarik untuk menulis artikel ini adalah:
Pertama, saat saya menghadiri sebuah acara peringatan maulid Nabi Muhammad Saw. yang diadakan di sebuah mesjid di kota Banjarmasin beberapa hari yang lalu. Acara tersebut di isi oleh seorang penceramah yang notabenenya adalah seorang keturunan Syeikh Arsyad al-Banjari atau lebih akrab dengan sebutan Datu Kalampayan yang kita tau beliau adalah pelopor ASWAJA di Kalimantan Selatan. Isi ceramah beliau lah yang membuat saya tertarik untuk menulis ini. Di antara isi ceramah beliau adalah mengajak umat Islam agar senantiasa berpegang atas apa yang diajarkan oleh guru-guru terdahulu, yakni tetap memegang teguh ajaran dalam ASWAJA. Tidak perlu mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang sebelah, yang mengatakan bahwa: Tawassul itu bid’ah, haulan itu bid’ah, ziarah kubur itu bid’ah, dan lain sebagainya. Dan beliau menambahkan bahwa yang mengatakan seperti itu saja matinya tidak berkaramat. “Oleh karena itu cukuplah berpegang kepada apa yang sudah jelas kebenarannya” ujar beliau. Dalam kesempatan itu beliau pun memaparkan dengan panjang lebar argumen-argumen mengapa harus ASWAJA, tidak yang lain.
Kedua, baru saja saya diikut sertakan oleh salah seorang teman saya di Facebook dalam satu grup tertutup. Setelah saya telusuri grup tersebut saya menemui beberapa artikel/dokumen yang membahas masalah “bid’ah”. Saya melihat hampir ada 3 judul berbeda yang membahas masalah bid’ah. Dalam dokumen tersebut mereka kembali menekankan bahwa biar bagaimana pun yang namanya bid’ah tetap bid’ah. Tidak ada bid’ah hasanah, tidak ada bid’ah sayyi’ah. Karena pembagian tersebut tidak didasarkan pada landasan yang bisa diperpegangi, dengan kata lain pembagian tersebut pun merupakan sebuah bid’ah. Jika menyinggung masalah bid’ah jelaslah bahwa dokumen ini di-posting oleh kelompok yang berlawanan dengan ASWAJA, mungkin Kaum Muhammadiyyien atau Salafi. Dalam dokumen tersebut mereka pun memaparkan secara panjang lebar mengenai sesatnya ke-bid’ah-an. Lagi-lagi mereka mengeluarkan dalil-dalil yang bisa membenarkan kelompok mereka sebagaimana yang dilakukan oleh ASWAJA. Jika dokumen tersebut dibaca oleh “orang awam” yang mana ia berisi argumen-argumen yang tidak diragukan lagi kebenarannya, bisa jadi mereka (orang awam) akan menelan bulat-bulat doktrin keyakinan yang terdapat dalam dokumen tersebut.
Penjelasan:
Dari dua kejadian yang saya alami, yakni ASWAJA menyerang Muhammadiyyien dan sebaliknya Muhammadiyyien menyerang ASWAJA (dalam sikon yang berbeda, tempat berbeda pula). Ada satu hal yang pada akhirnya menimbulkan suatu tanda tanya dalam diri saya, kapan ini akan berakhir??? Dan kenapa saya mempertanyakan hal tersebut? Karena saya sudah melihat begitu banyak kemudharatan yang muncul karena perselisihan ini. Kapan umat Islam ini akan menang sementara mereka selalu dan selalu berselisih faham yang sebenarnya itu bukan merupakan urgensi yang pantas untuk diperdebatkan, untuk diperselisihkan. Kenapa saya mengatakan tidak pantas? Ya jawabannya tentu karena masih banyak hal yang lebih pantas untuk diselesaikan.
Perdebatan seperti itu hanya akan menimbulkan perpecahan umat, dan sebenarnya tanpa sadar “para ulama/tokoh” dari kedua kubu tersebut yang sibuk berdebat adu argumen hanya menyiksa perasaan Nabi, kenapa saya mengatakan begitu? Karena perpecahan yang muncul membuat umat ini hancur (read banjar, takucacai, tahambur), apakah itu tidak menyakiti perasaan Nabi Muhammad Saw. yang salah satu misi beliau diutus kemuka bumi adalah untuk mempersatukan umat manusia dalam satu kata, yakni ISLAM, ingat saudara-saudara ISLAM bukan ASWAJA bukan Muhammadiyyien.
Perdebatan itu saya katakana bukan zamannya, kenapa? Saya teringat akan seorang kakek penjual buah yang sering nangkring di depan mesjid kampus saya, atau buruh bangunan yang sering terlihat mengerjakan proyek pembangunan di kampus. Pada dasarnya mereka muslim, saya yakin sekali itu, tetapi saat adzan shalat Zhuhur berkumandang mereka masih asyik dengan pekerjaan mereka tanpa menghiraukan seruan untuk shalat berjamaah. Oke lah kalau mereka shalatnya belakangan saja, tidak ikut berjamaah, tetapi sejauh apa yang saya lihat mereka sama sekali tidak sembahyang. Sungguh ironis seorang kakek yang seharusnya sudah saatnya ia memperbanyak amalan, berjualan di depan mesjid namun tidak melaksanakan shalat. Dan yang lebih menyakitkan hati adalah saat semua ini terjadi, para pemuka-pemuka agama hanya sibuk memperdebatkan hal-hal di atas seperti yang telah saya sebutkan.
Sebenarnya jika kita flash back sejarah kemunduran umat Islam pada masa sahabat, akar permasalahannya hanya perbedaan pendapat dan faham pemikiran. Meski sebenarnya motif politik pun kental mempengaruhi di dalamnya. Dan mereka pun juga mengeluarkan argumen-argumen yang bersumber dari agama Islam itu sendiri untuk membenarkan kelompok mereka. Syi’ah punya argumen, Mu’tazilah punya argumen, Khawarij punya argumen. Meski saat ini semua umat Islam dan ulama sepakat mengatakan mereka sesat. Nah,,,jika perdebatan yang terjadi ini menimbulkan perpecahan umat, lalu apa bedanya ASWAJA dan Muhammadiyyien dengan golongan-golongan terdahulu seperti Syi’ah, Khawarij, dan Mu’tazilah? Yang perdebatan mereka menimbulkan perpecahan umat?
Akhirnya dalam tulisan yang singkat ini, mungkin para pembaca sudah bisa menangkap apa yang saya inginkan. Siapa lah saya, hanya orang bodoh, yang ilmu nya masih secuil, anak ingusan yang masih ngompol di kasur, yang tidak luput dari salah dan dosa bahkan mungkin lebi banyak dosanya dari para pembaca sekalian. Namun dengan kemuliaan bulan lahirnya Rasulullah Saw. yang sudah dipenghujung ini, saya mengajak agar yang berselisih tersebut untuk lebih memperhatikan kemashlahatan umat yang lebih urgen. Karena masih banyak umat Islam yang tidak lagi peduli dengan shalat mereka, masih banyak pemuda kita yang rusak moralnya karena narkoba dan lain sebagainya, masih banyak sekte-sekte agama yang meniadakan syari’at agama kepada untuk pengikutnya (tidak perlu shalat, tidak perlu haji, tidak perlu puasa, dll), masih banyak saudara-saudara kita di pedalaman sana yang buta terhdapa agama, masih banyak lagi hal-hal yang lebih penting daripada memperdebatkan perbedaan pemikiran/pendapat.
Saya yakin kalian tau mana yang lebih penting di antara yang penting. Guru saya pernah mengatakan: اين الأهم بين المهم. Dan kalian adalah orang-orang yang mendalam ilmu agamanya, sekiranya lakukan lah yang lebih bijaksana untuk umat ini. Jangan lah kejayaan Islam tempo dulu hanya menjadi catatan sejarah yang hanya bisa kita elu-elukan kepada keturunan kita seterusnya, karena mereka pun kelak akan mempertanyakan: Kenapa sekarang tidak seperti dulu?
Saya mohon maaf karena banyaknya kesalahan, karena saya hanya manusia biasa pula. Saya pun mendoakan semoga perjuangan dakwah kalian senantiasa mendapat ridha dari Allah SWT. dan mendapat rahmat sebagai ganjaran atas apa yang kalian perjuangkan demi umat ini, demi agama Islam yang kita yakini kebenarannya ini…Amien ya Mujibassaa_ilien…
Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh…. Salam perubahan kepada yang lebih baik.

Tidak ada komentar: