Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh,,,sebenarnya
mungkin terlalu cepat jika saya harus blogging lagi, karena rasanya baru
beberpa hari kemaren saya posting tulisan ke Blog ini. Namun apa yang saya
lihat, saya baca, menarik perhatian saya untuk menulis ini.
Akhir-akhir ini saya sering dihadapkan pada sebuah peristiwa,
ada ulama yang menuai kembali bumbu perselisihan umat Islam, antara ASWAJA (Ahlu
Sunnah Wal Jama’ah) dan Kaum Muhammadiyyien. Mohon maaf jika saya menyebutkan
secara gamblang (bahasa pak SBY kata guru Bakrie) kedua golongan tersebut di
sini. Berikut artikelnya:
Perdebatan karena perbedaan pendapat dari dua kubu, yakni
ASWAJA dan Kaum Muhammadiyyien di Indonesia memang sudah sangat lama sekali
terjadi. Dalam mengemukakan argumen mereka saling melemparkan dalil-dalil yang
dianggap sebagai pembenar atas apa yang mereka yakini. Baik itu dalil al-Qur'an
dan hadis Nabi Saw. atau pun pendapat dari ulama-ulama terdahulu.
Yang membuat saya tertarik untuk menulis artikel ini adalah:
Kedua, baru saja saya diikut sertakan oleh salah seorang teman saya di
Facebook dalam satu grup tertutup. Setelah saya telusuri grup tersebut saya
menemui beberapa artikel/dokumen yang membahas masalah “bid’ah”. Saya melihat
hampir ada 3 judul berbeda yang membahas masalah bid’ah. Dalam dokumen tersebut
mereka kembali menekankan bahwa biar bagaimana pun yang namanya bid’ah tetap
bid’ah. Tidak ada bid’ah hasanah, tidak ada bid’ah sayyi’ah. Karena pembagian
tersebut tidak didasarkan pada landasan yang bisa diperpegangi, dengan kata
lain pembagian tersebut pun merupakan sebuah bid’ah. Jika menyinggung masalah
bid’ah jelaslah bahwa dokumen ini di-posting oleh kelompok yang
berlawanan dengan ASWAJA, mungkin Kaum Muhammadiyyien atau Salafi. Dalam dokumen
tersebut mereka pun memaparkan secara panjang lebar mengenai sesatnya ke-bid’ah-an.
Lagi-lagi mereka mengeluarkan dalil-dalil yang bisa membenarkan kelompok mereka
sebagaimana yang dilakukan oleh ASWAJA. Jika dokumen tersebut dibaca oleh “orang
awam” yang mana ia berisi argumen-argumen yang tidak diragukan lagi kebenarannya,
bisa jadi mereka (orang awam) akan menelan bulat-bulat doktrin keyakinan yang
terdapat dalam dokumen tersebut.
Penjelasan:
Dari dua kejadian yang saya alami, yakni ASWAJA menyerang
Muhammadiyyien dan sebaliknya Muhammadiyyien menyerang ASWAJA (dalam sikon yang
berbeda, tempat berbeda pula). Ada satu hal yang pada akhirnya menimbulkan
suatu tanda tanya dalam diri saya, kapan ini akan berakhir??? Dan kenapa saya
mempertanyakan hal tersebut? Karena saya sudah melihat begitu banyak
kemudharatan yang muncul karena perselisihan ini. Kapan umat Islam ini akan
menang sementara mereka selalu dan selalu berselisih faham yang sebenarnya itu
bukan merupakan urgensi yang pantas untuk diperdebatkan, untuk diperselisihkan.
Kenapa saya mengatakan tidak pantas? Ya jawabannya tentu karena masih banyak
hal yang lebih pantas untuk diselesaikan.
Perdebatan seperti itu hanya akan menimbulkan perpecahan
umat, dan sebenarnya tanpa sadar “para ulama/tokoh” dari kedua kubu tersebut
yang sibuk berdebat adu argumen hanya menyiksa perasaan Nabi, kenapa saya
mengatakan begitu? Karena perpecahan yang muncul membuat umat ini hancur (read
banjar, takucacai, tahambur), apakah itu tidak menyakiti perasaan Nabi Muhammad
Saw. yang salah satu misi beliau diutus kemuka bumi adalah untuk mempersatukan
umat manusia dalam satu kata, yakni ISLAM, ingat saudara-saudara ISLAM bukan
ASWAJA bukan Muhammadiyyien.
Perdebatan itu saya katakana bukan zamannya, kenapa? Saya teringat
akan seorang kakek penjual buah yang sering nangkring di depan mesjid kampus
saya, atau buruh bangunan yang sering terlihat mengerjakan proyek pembangunan
di kampus. Pada dasarnya mereka muslim, saya yakin sekali itu, tetapi saat
adzan shalat Zhuhur berkumandang mereka masih asyik dengan pekerjaan mereka
tanpa menghiraukan seruan untuk shalat berjamaah. Oke lah kalau mereka
shalatnya belakangan saja, tidak ikut berjamaah, tetapi sejauh apa yang saya
lihat mereka sama sekali tidak sembahyang. Sungguh ironis seorang kakek yang
seharusnya sudah saatnya ia memperbanyak amalan, berjualan di depan mesjid
namun tidak melaksanakan shalat. Dan yang lebih menyakitkan hati adalah saat
semua ini terjadi, para pemuka-pemuka agama hanya sibuk memperdebatkan hal-hal
di atas seperti yang telah saya sebutkan.
Sebenarnya jika kita flash back sejarah kemunduran umat Islam
pada masa sahabat, akar permasalahannya hanya perbedaan pendapat dan faham
pemikiran. Meski sebenarnya motif politik pun kental mempengaruhi di dalamnya. Dan
mereka pun juga mengeluarkan argumen-argumen yang bersumber dari agama Islam itu
sendiri untuk membenarkan kelompok mereka. Syi’ah punya argumen, Mu’tazilah
punya argumen, Khawarij punya argumen. Meski saat ini semua umat Islam dan
ulama sepakat mengatakan mereka sesat. Nah,,,jika perdebatan yang terjadi ini
menimbulkan perpecahan umat, lalu apa bedanya ASWAJA dan Muhammadiyyien dengan
golongan-golongan terdahulu seperti Syi’ah, Khawarij, dan Mu’tazilah? Yang perdebatan
mereka menimbulkan perpecahan umat?
Akhirnya dalam tulisan yang singkat ini, mungkin para pembaca
sudah bisa menangkap apa yang saya inginkan. Siapa lah saya, hanya orang bodoh,
yang ilmu nya masih secuil, anak ingusan yang masih ngompol di kasur, yang
tidak luput dari salah dan dosa bahkan mungkin lebi banyak dosanya dari para
pembaca sekalian. Namun dengan kemuliaan bulan lahirnya Rasulullah Saw. yang
sudah dipenghujung ini, saya mengajak agar yang berselisih tersebut untuk lebih
memperhatikan kemashlahatan umat yang lebih urgen. Karena masih banyak umat Islam
yang tidak lagi peduli dengan shalat mereka, masih banyak pemuda kita yang
rusak moralnya karena narkoba dan lain sebagainya, masih banyak sekte-sekte
agama yang meniadakan syari’at agama kepada untuk pengikutnya (tidak perlu
shalat, tidak perlu haji, tidak perlu puasa, dll), masih banyak saudara-saudara
kita di pedalaman sana yang buta terhdapa agama, masih banyak lagi hal-hal yang
lebih penting daripada memperdebatkan perbedaan pemikiran/pendapat.
Saya yakin kalian tau mana yang lebih penting di antara yang
penting. Guru saya pernah mengatakan: اين الأهم بين
المهم.
Dan kalian adalah orang-orang yang mendalam ilmu agamanya, sekiranya lakukan
lah yang lebih bijaksana untuk umat ini. Jangan lah kejayaan Islam tempo dulu
hanya menjadi catatan sejarah yang hanya bisa kita elu-elukan kepada keturunan
kita seterusnya, karena mereka pun kelak akan mempertanyakan: Kenapa sekarang
tidak seperti dulu?
Saya mohon maaf karena banyaknya kesalahan, karena saya hanya manusia biasa pula. Saya pun mendoakan semoga perjuangan dakwah kalian senantiasa
mendapat ridha dari Allah SWT. dan mendapat rahmat sebagai ganjaran atas apa
yang kalian perjuangkan demi umat ini, demi agama Islam yang kita yakini
kebenarannya ini…Amien ya Mujibassaa_ilien…
Assalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh…. Salam perubahan
kepada yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar