اهلا و سهلا بكم

Assalamu'alaikum,,,hi sobat selamat datang di blog sederhana ini. Dalam blog ini aku akan post beberapa artikel dan makalah-makalah ataupun cerpen yang aku harapkan insya Allah bisa memberi manfaat untuk kita semua...Salam perubahan kepada yang lebih baik!!!

Kamis, 06 Desember 2012

MENOLONG YANG YANG ZALIM DAN YANG TERZALIMI


(Penjelasan Dan Pemahaman Hadis Dalam Konteks Kekinian)
Oleh: Adib Munjir[1]

  1. Pendahuluan
Islam sebagai agama yang sempurna, telah memberikan petunjuk dan cara tentang bagaimana kita hidup untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan yang sempurna. Kebahagiaan yang sempurna hanya akan dirasakan jika kita mengindahkan sikap egoisme yang ada dalam diri kita masing-masing. Akan tetapi diwujudkan dalam bentuk kepedulian terhadap orang-orang beriman yang ada di sekitar kita.


Rasulullah Saw. bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Muttafaqun ‘Alaih). Bentuk cinta kepada saudara ini dijadikan sebagai barometer kesempurnaan iman, dan mencintai saudara hendaklah sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sehingga ketika seseorang yang beriman dan taat kepada Allah cinta ataupun senang menjauhkan dirinya dari hal-hal maksiat, maka hendaklah sika rasa cinta menjauhi maksiat itu juga dia berikan kepada saudaranya yang beriman.
Oleh karena itu, dalam tulisan singkat ini saya mencoba mengupas sedikit tentang bagaimana seharusnya kita bersikap ketika kita dihadapkan dengan saudara kita yang berbuat zalim atau pun yang dizalimi. Dengan mengutip satu hadis utama dan beberapa hadis lainnya yang akan menjadi penjelas bagi hadis utama tersebut, serta beberapa penjelasan dari kitab syarah, semoga tulisan ini dapat dipahami dan dimengerti dengan jelas.

  1. Matan Hadis Dan Terjemahnya
حدثنا عثمان بن أبي شيبة حدثنا هشيم أخبرنا عبيد الله ابن أبي بكر بن أنس وحميد الطويل سمع أنس بن مالك رضي الله عنه يقول : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : اُنْصُرْ أخَاكَ ظالِمًا أوْ مَظْلُوْمًا[2]
Artinya:
“Meriwayatkan kepada kami Utsman bin Abi Syaibah meriwayatkan kepada kami Hasyim, mengabarkan kepada kami ‘Ubaidullah ibnu Abi Bakar bin Anas dan Humaid al-Thawil, Anas bin Malik ra. Mendengar, ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim atau yang dizalimi”
Hadis ini dan beberapa hadis lainnya yang serupa terdapat dalam kamus hadis al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits karya A.Y Weinzink di halaman 361. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Kitab Shahih beliau. Kemudian dalam riwayat yang lain, beliau menyebutkan hadis serupa:
عن أنس رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أُنْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُوْمًا ، قَالُوْا ياَ رَسُوْلُ اللهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُوْمًا فكيف ننصره ظالما ؟ قال : تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ .[3]
Artinya:
“Dari Anas ra. ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim atau yang dizalimi, para sahabat berkata: wahai Rasulullah, orang ini kami tolong dalam keadaan dizalimi, maka bagaimana kami menolongnya ketika ia berbuat zalim? Rasululla Saw. menjawab: kamu pegang kedua tangannya”
Beliau juga meriwayatkan hadis serupa dalam pembahasan al-Ikrah bab yamin al-rajulu li shahibihi innahu akhuhu idza khafa ‘alaihi al-qatla aw nahwahu, dengan nash sebagai berikut:
اُنْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُوْمًا ، فقال رجل يا رسول الله أنصره إذا كان مظلوما أفرأيت إذا كان ظالما كيف أنصره ؟ قال : تُحْجِزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ[4]
Artinya:
“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim atau yang dizalimi, maka seorang laki-laki berkata: wahai Rasulullah aku menolongnya jika dia dizalimi, apa pendapat anda jika ia berbuat zalim, bagaimana aku menolongnya? Rasulullah menjawab menghalangi atau mencegahnya dari kezaliman, begitulah menolongnya.”
Selanjutnya hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam al-Turmudzi dari Anas bin Malik dalam bab al-Fitan pembahasan ke 67. Dan begitu pula Imam al-Darimi dalam bab al-Riqaq, pembahasan Unshur akhaka Zhaliman Aw Mazhluman.

  1. Penjelasan Hadis Dan Pemahaman Hadis Dalam Konteks Kekinian
Bangsa Arab mendefinisikan kata al-Nashr dengan makna al-I’anah dan al-Ta’yid, keduanya mempunyai arti yang serupa, yaitu menolong atau membantu. Dan Rasulullah telah menjelaskan hadis ini dalam beberapa riwayat yang tersebut di atas, bahwa menolong orang yang berbuat zalim di sini adalah dengan cara mencegahnya untuk berbuat zalim. Karen jika dia dibiarkan begitu saja, dia akan memperbuat kezaliman tersebut.[5]
Imam al-Baihaqi berpendapat bahwa pada hakikatnya orang yang zalim itu adalah orang yang dizalimi oleh dirinya sendiri. Dan ketika kita mencegahnya dari berbuat kezaliman, maka hal tersebut merupakan sebuah bentuk pertolongan yang kita berikan padanya agar tidak berbuat zalim. Sebagai contoh, ketika ada orang yang hendak berbuat zina, lalu kita mencegahnya, maka pada hakikatnya adalah memberikan pertolongan untuknya.[6]
Hadis ini merupakan salah satu bentuk atau bukti bahwa Islam merupakan agama yang bijak. Barangkali ketika kita dihadapkan dengan sebuah permasalahan berkenaan dengan orang yang berbuat zalim, sebut saja orang yang berzina. Tidak sedikit yang lebih mendahulukan emosinya saat berhadapan dengan masalah seperti ini, alasannya adalah karena pelaku zina tersebut telah mencoreng agama Islam, karena zina merupakan dosa besar. Sehingga orang yang ilmunya hanya sebatas kuku hanya bisa menghardik dan mengutuknya habis-habisan. Sementara Islam pada dasarnya tidak mengajarkan hal tersebut. Akan tetapi kita diperintahkan untuk menolongnya dengan cara menjauhkannya dan mencegahnya untuk berbuat kemaksiatan. Yang menjadi problem saat ini adalah kebanyakan orang beriman yang berbuat maksiat tidak menyadari bahwa orang yang mencegahnya untuk berbuat kemaksiatan pada hakikatnya hendak menolongnya agar tidak terjerumus pada jurang kedurjanaan.
Ketika seseorang berbuat kemaksiatan, sikap menghardik dan mengutuknya atas apa yang ia lakukan bukanlah hal yang tepat menurut pandangan Rasulullah Saw. Karena yang seperti itu hanya akan menambah suatu permasalahan, yakni permusuhan dan tidak akan membuatnya kembali kepada jalan yang benar. Jalan yang benar adalah bagaimana mengembalikan ia kepada Islam yang lurus.
Dan inilah yang sebenarnya harus kita lakukan di era modern yang penuh dengan segala bentuk kezaliman ini. Jika sikap menghardik, dan mengutuk kepada orang yang berbuat zalim, padahal dia juga orang Islam, maka hal ini akan memancing perpecahan umat Islam, dan hilangnya kasih sayang di antara mereka. Sementara Rasulullah saja menunjukkan sikap lemah lembut beliau ketika beliau dizalimi oleh orang Yahudi, selama kezaliman itu hanya menyentuh diri pribadi beliau, bukan pada penghinaan terhadap agama.
Adapun mengenai menolong orang yang dizalimi saya rasa sudah sangat jelas bentuk pertolongan yang harus kita berikan kepadanya, yaitu menyelamatkannya dari kezhaliman. Oleh karena itu, bisa saya berikan kesimpulan bahwa dalam menolong orang berbuat kezaliman adalah menghindarkannya dari kezaliman itu sendiri yang jika dibiarkan, dia akan memperbuatnya. 

  1. Penutup
Islam yang hadir dengan konsep kasih sayang, memberikan tuntunan tentang bagaimana seharusnya kita mewujudkan bentuk kasih sayang tersebut. Hadis ini adalah solusi untuk merekatkan kembali ikatan persaudaraan di kalangan umat Islam. Dan dalam menyikapi sebuah realita, hendaklah kebijaksanaan itu bersumber pada apa yang telah diajarkan oleh Islam.


[1] Mahasiswa Program Khusus Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin, angkatan 2010.
[2] Abu Abdillah Muhammad Bin Ismail al-Bukhari, al-Jami’ al-Shahih, (Kairo: Penerbit al-Salafiyah, 1403 H), cet I, Jilid II, Hlm. 190
[3] Abu Abdillah Muhammad Bin Ismail al-Bukhari, al-Jami’ al-Shahih ....hlm. 190
[4] Abu Abdillah Muhammad Bin Ismail al-Bukhari, al-Jami’ al-Shahih ....hlm. 287
[5] Abu al-Husain Ali bin Khalaf bin ‘Abd al-Malik, Syarah Shahih al-Bukhari li Ibni Baththal, (Riyadh: Maktabah al-Rusyd), jilid VI, hlm. 572
[6] Badr al-Din Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad al-‘Aini, ‘Umdah al-Qari Syarh Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2001), cet. I, hlm. 407

Tidak ada komentar: