Assalamu'alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh...Hai sobat,,,saya datang menyapa kalian kembali di blog sederhana ini,,,semoga apa yang saya tulis bermanfaat untuk diri saya, dan teman-teman yang setia membaca blog ini khususnya. Amien Ya Rabbal 'Alamien....
Salam untuk menuju sesuatu yang lebih baik...
Suatu hari ada seorang ustadz yang bercerita tentang seekor semut yang melakukan perbuatan dan berakibat terbunuhnya seluruh semut.
Syahdan, seorang pemimpin pasukan duduk di atas tanah dalam perjalanannya menuju suatu tempat. Tanpa sengaja, pemimpin pasukan tersebut menduduki seekor semut yang tak jauh berada dari sarangnya. Sontak, sang semut menganggapnya sebagai sebuah serangan, atau setidaknya pimpinan pasukan tersebut telah membuatnya kesakitan.
Sebagai respon, tanpa pikir panjang, ia melawan, membalas dengan gigitan. Sang semut hanya merespon berdasarkan insting bertahan dan reaksi atas rasa sakit yang ia rasakan, Pertimbangannya menggigit pimpinan pasukan itu benar-benar pertimbangan yang bersifat personal. Tentu saja tanpa merundingkannya terlebih dahulu dengan kepala suku semut atau induk semang. Yang ia pikirkan hanya membalas rasa sakit yang rasakan akibat ulah si pemimpin pasukan tersebut.
Sang pemimpin pasukan mendapati dirinya kesakitan digigit semut, lalu melakukan reaksi cepat yang tidak diduga oleh si semut. Pemimpin tersebut memerintahkan kepada anak buahnya untuk membakar seluruh sarang semut yang ada di sekitar mereka. Dan begitulah hari itu berakhir dengan musnahnya seluruh koloni semut hanya karena ulah seekor semut yang tanpa pikir panjang membalas perbuatan sang pemimpin pasukan dengan gigitannya.
Dari cerita tersebut terdapat satu pesan yang hendak saya sampaikan pada pembaca sekalian, bahwa betapa sebuah perbuatan yang dilakukan tanpa proses berpikir dewasa dan logis sebelumnya akan menimbulkan satu dampak yang besar yang ternyata bisa membinasakan banyak orang. Segala sesuatu yang kita lakukan selalu memiliki kaitan dengan peristiwa yang akan terjadi sesudahnya. Dengan kata lain suatu peristiwa akan melahirkan peristiwa yang lain lagi.
Apa yang kita alami hari ini, sesungguhnya merupakan rentetan dari apa yang telah kita lakukan sebelumnya. Ketika hari ini kita mendapat sebuah kemalangan atau kesenangan, sebenarnya ada sebuah jaring laba-laba yang mengaitkan antara satu peristiwa yang terjadi dengan peristiwa lainnya.
Hari ini misalnya, berapa banyak rakyat Indonesia yang kelaparan, berapa banyak perempuan yang telah rela menjual dirinya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan berapa banyak para buruh dan pekerja yang kehilangan pekerjaannya yang pada tahap selanjutnya mungkin akan menambah angka kriminal di Negeri ini. Semua itu merupakan hasil dari sebuah keputusan yang cenderung di ambil sepihak dan tanpa pikir panjang.
Dan sekarang, pemerintah berencana untuk menaikkan harga BBM dalam Negeri ini. Sebelum keputusan itu dilakukan, sebelum semua terlaksana, mungkin sebagian besar dari kita sudah bisa membaca apa yang akan terjadi sesudahnya. Biaya produksi akan meningkat, sehingga biaya penjualan pun terpaksa dinaikkan dari harga sebelumnya. Bahkan mungkin akan semakin banyak rakyat Indonesia ini yang hidupnya melarat.
Alangkah malangnya mereka yang telah mengeluarkan sesuatu yang dianggap sebagai kebijakan padahal pada kenyataannya menjadi sebuah bencana bagi banyak orang di Negeri ini. Kenapa saya katakan malang? Karena mungkin hari ini mereka bisa berkelit dari tanggung jawab atas apa yang mereka lakukan. Akan tetapi akan tiba hari di mana mereka berdiri dengan lutut gemetar serta mata yang nanar di hadapan Sang Pencipta yang telah menyaksikan atas apa yang telah mereka perbuat.
Oleh karena itu, percayalah wahai saudaraku, tidak ada sesuatu yang benar-benar bersifat individual. Seluruh dari kita memiliki ikatan dan kaitan, dengan hidup dan peristiwa yang akan dialami oleh manusia lain dalam kehidupan yang berbeda. Karenanya, wahai makhluk yang berakal, pikirkanlah benar-benar perbuatan yang akan kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar