اهلا و سهلا بكم

Assalamu'alaikum,,,hi sobat selamat datang di blog sederhana ini. Dalam blog ini aku akan post beberapa artikel dan makalah-makalah ataupun cerpen yang aku harapkan insya Allah bisa memberi manfaat untuk kita semua...Salam perubahan kepada yang lebih baik!!!

Selasa, 17 April 2012

This Is My Journey


On The Way Surabaya – Tulungagung, haah,,, menikmati perjalanan yang begitu melelahkan dan penuh pengalaman, sembari dihibur oleh biduawanita bersuara merdu yang menyanyikan tembang “bunga dahlia” di dalam bus. Bertemu dengan orang-orang yang asing di mataku. Hari ini aku berangkat dari Banjarmasin menuju Surabaya, atau tepatnya Tulungagung. Di mana kakak perempuanku beserta suaminya tinggal. Untuk satu minggu aku meninggalkan bangku kuliahku di IAIN Antasari Banjarmasin. Satu minggu berada di daratan asing bagiku, ya,,, itu karena bukan tempat asalku. Begitu saying jika kesempatanku untuk menulis cerita ini harus disia-siakan.


Aku sudah bertemu sekian banyak orang semenjak aku menginjakkan kaki di Bandara Syamsuddin Noor. Aku bertemu dengan mas Sugito yang datang dari Nganjuk untuk bekerja sebagai supir di perusahaan batubara di Kota Baru. Tidak banyak perbincangan antara kami di mesjid bandara saat itu. Dia telah merantau ke tempat-tempat yang jauh hanya untuk menafqahi istri dan putra kesayangan. Papua, di sanalah awalnya ia bekerja, juga sebagai supir untuk sebuah organisasi di Papua. Namun karena jarak yang begitu jauh dan hanya mendapat cuti satu bulan dalam setahun, ia merasa terlalu lama meninggalkan anak-istrinya. Sehingga ia pun berpindah ke Kalimantan atas ajakan seorang temannya yang telah lama bekerja di Kota Baru.
Sudah lebih dari 6 jam rupanya mas Sugito terdampar di emperan mesjid Bandara yang sekarang memberlakukan peraturan baru. Mesjid hanya dibuka pada jam tertentu, yaitu sesaat sebelum waktu shalat fardhu akan dilaksanakan. Mas Sugito bertanya banyak tentang Kalimantan, terutama tentang tempat yang akan ia datangi, Kota Baru. Tak pelak aku pun hanya bias memberi tahu apa yang aku tau. Aku pun tak pernah menginjakkan kaki di sana, terlalu jauh. Dan aku juga tak mau kehilangan kesempatan, kali pertama aku akan melewati perjalanan di Pulau Jawa seorang diri, tanpa ditemani sanak keluarga. Dan untuk sampai rumah pun aku disuruh naik bus sendirian. Pengalaman pertama naik bus dari bandara menuju rumah dan pengalaman pertama hanya sendirian. Akan sangat banyak kesulitan yang akan aku temui nantinya. Mas Sugito hanya menerangkan seadanya tentang apa yang harus aku lakukan nanti jika sampai Bandara Juanda. “Jangan mau ditarik sama calo, kamu langsung aja naik bus Damri yang biasanya mampir di depan pintu kedatangan Bandara Juanda. Selanjutnya bus akan bawa kamu ke terminal Bungur Asih, di sana ada bus untuk semua jurusan, travel juga ada. Tapi ingat di sana jangan sampai kamu naik lewat calo, ntar yang ada bus yang kamu naiki bukan arah Tulungagung, dan satu lagi, hati-hati di sana banyak copet” begitu pesan mas Sugito kepadaku yang menjadi modal awal bagiku. Setelah itu petugas kebersihan menyuruh kami agar berpindah tempat, karena ia hendak mengepel tempat yang duduki. Namun aku pamit saja sama mas Sugito dan langsung menuju Bandara untuk chek in tiket.
Di ruang keberangkatan aku duduk sendiri lagi, tak ada satupun wajah yang aku kenal. Meski ada beberapa wajah yang sepertinya pernah aku jumpai sebelumnya. Namun memoriku tak mampu untuk mengingat siapa dia, “aaah,,,mungkin hanya sepintas lalu aku melihatnya” begitu pikirku. Aku pun memindahkan pandanganku ke arah landasan pesawat, ada banyak petugas yang lalu lalang di sana, dan sesekali ada pesawat yang lepas landas dan mendarat. Dan tiba-tiba ada dua orang ibu-ibu yang duduk di sampingku. Satu orang mungkin sudah berusia 45-50 tahun dan satu lagi sedikit lebih muda, mungkin 30-35 tahun. Gaya berpakaian mereka pun modis, ala hijaber yang sekarang lagi tenar. Aku pun memberanikan diri menyapa ibu-ibu yang tua, “mau kemana bu?” tanyaku. “mau ke Ampel” sahut beliau, “ouwc,,,ada keluarga di sana?” untuk kedua kali aku bertanya. “ngga,,, cuma ziarah aja, sama keluargaku ini” sembari menunjuk ibu muda yang dari tadi asyik memperhatikan orang di sekitarnya. “Naik Lion 313 ya bu?” aku sudah punya feeling seperti itu. Dan itu benar, kami memang satu pesawat meski dengan kursi berjauhan.
Ibu ini pun banyak bercerita, dan ternyata ibu muda yang akhirnya ikut berbincang bersama kami adalah keluarga Pak Yuli yang sering membuka dan menutup pintu-pintu lokal kampus Ushuluddin alias putra dari nenek yang punya kantin di samping Fakultas Syariah dulu. “Warnet” begitu kami menyebutnya, alias Warung Nenek Tua,,,hehehe,,, Ibu muda itu juga ternyata mengetahui perihal pembobol berangkas rektorat IAIN Antasari Banjarmasin, dan dia kenal dekat dengan si pembobol. “Jadi ya,,, pak maman itu kemaren ngomong sama saya, awas kalau malingnya udah dapat, aku pukuli dia sampai benyok, kalau perlu dibunuh aja sekalian” ibu muda itu ngoceh soal perkataan si pembobol kepadanya sesaat sebelum dia ditangkap dan ditahan oleh pihak kepolisian. “Maling teriak maling ternyata” lanjut si ibu muda.
Pemberitahuan untuk segera memasuki pesawat akhirnya terdengar dari pengeras suara, semua penumpang Lion Air 313 bergegas memasuki pesawat dan duduk di kursi masing-masing. Maka aku pun harus berpisah dari ibu-ibu yang tak henti-hentiny bercerita ini dan itu.
Dalam pesawat aku hanya menghabiskan waktu dengan tidur sepanjang jalan, sampai pesawat akan landing baru aku terbangun dari tidurku. Mungkin hanya sesaat aku memandang ke bawah melalui kaca jendela pesawat, dan terlihat jelas jejeran kapal-kapal tongkang pengangkut batubara menuju pulau jawa. Yaa,,, itulah Negeri kita yang mempunyai kekayaan alam yang berlimpah ruah, terutama Kalimantan. Namun sayang beribu sayang, semua itu hanya dinikmati oleh golongan elit pengusaha dan pemerintah. Sementara rakyat terlantar dan menderita kelaparan karena kemiskinan berkepanjangan yang menimpa mereka. Butterfly Effect dari tingkah polah dan kerakusan para kacung-kacung hawa nafsu, siapa lagi kalau bukan PEMERINTAH dan PENGUASA. Miris hati ini melihatnya, karena itu aku tidak ingin lama-lama memandang jauh ke lautan yang ada di bawahku.
Pesawat telah mendarat di Bandara Internasional Juanda Surabaya, kulangkahkan kaki dengan penuh keberanian…
To Be Continue,,, hehehe

Tidak ada komentar: